Masjid Agung, Peninggalan Kejayaan Banten
Selasa, 2 Agustus 2011 - 11:43 wib
Pasha Ernowo - Okezone
Masjid Agung (foto: ahmadtholabi.wordpress.com)
SALAH satu masjid bersejarah di Banten adalah Masjid Agung Banten. Masjid Agung Banten terletak di Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang.
Bangunan Masjid berbatasan dengan perkampungan di sebelah Utara, Barat dan Selatan, sebelah Timur dari Alun-alun, sebelah tengah dari benteng/keraton surosowan, dan sebelah utara dari pusat kota serang.
Masjid Agung Banten didirikan pertama kali pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin dan putranya Sultan Maulana Yusuf pada tahun 1566 M atau bulan Zulhijjah 966 Hijriah.
Bangunan Tiyamah merupakan bangunan tambahan yang letaknya di sebelah selatan masjid. Bangunan ini mempunyai langgam arsitektur Belanda kuno. Diangun Hendrick Lucas Cardeel, seorang arsitek Belanda yang beragama Islam. Oleh Sultan dia diberi gelar Pangeran Wiraguana.
Menara Masjid Agung Banten ini sudah ada sebelum tahun 1569/1570, bahkan berdasarkan tinjauan seni bangunan dan hiasannya, ia berkesimpulan menara ini didirikan pada pertengahan kedua abad XVI yaitu antara tahun 1560 sampai 1570.
Bangunan masjid Agung Banten merupakan suatu komplek dengan luas tanah 1,3 ha yang dikelilingi pagar tembok setinggi satu meter. Pada sisi tembok timur dan masing-masing terdapat dua buah gapura dibagian utara dan selatan yang letaknya sejajar. Bangunan masjid menghadap ketimur berdiri di atas pondasi masif dengan ketingggian satu meter dari halaman.
Bangunan ruang utama berdenah empat persegi panjang dengan ukuran 25 x 19 m. lantai terbuat dari ubin berukuran 30 x 30 cm. berwarna hijau muda dan dibatasi dinding pada keempat sisinya. Dinding timur memisahkan ruang utama dengan serambi timur. Pada dinding ini terdapat empat pintu (dengan lubang angin) yang merupakan pintu masuk utama. Pintu terletak dengan bidang segi empat dari dinding yang menonjol berukuran 174 x 98 dengan dua daun pintu dari kayu. Bagian atas pintu berbentuk lengkung setengah lingkaran. Lubang angin pada dinding timur ada dua buah yang mengapit pintu, pintu paling selatan berbentuk persegi panjang dan di dalamnya terdapat hiasan motif kertas tempel, Dinding barat tersebut berhiaskan pelipit rata, penyangga, setengah lingkaran dan pelipit cekung.
Dinding sisi utara membatasi ruang utama dengan serambi utama dengan sebuah pintu masuk berbentuk empat persegi panjang ukuran 240 x 125 cm, berdaun pintu dua buah dari kayu. Jendela pada dinding utara dua buah dengan dua daun jendela berbentuk segi empat berukuran 180 x 152 cm.
Sedangkan dinding selatan hanya mempunyai satu pintu yang menghubungkan ruang utama dengan pawestren di dekat sudut barat dinding.
Bangunan lain yang ada di Masjid Agung Banten di mana diantaranya pada jarak 10 m dari kolam dibagian timur (depan) masjid terdapat menara berwarna kuning muda dan tingginya 23 m.
Menara ini diperkirakan dibangun abad ke 18 M (Hasan M. Ambary; h.9) dan dapat dimasuki sampai ke atas melalui 82 buah anak tangga. Di dalam menara terdapat empat pintu dan bentuknya sama dengan pintu masuk menara. Bangunan menara terbagi atas tiga bangunan yaitu kaki, tubuh dan kepala.
Kolam berada di dalam serambi timur berbentuk persegi panjang terbagi atas empat kolam kotak yang dipisahkan oleh pematang tembok dan dihubungkan dengan lubang pada masing-masing pematang. Kolam berukuran 28,10×3,10m dan dalamnya antara 75-100 cm. di sekeliling kolam terdapat tembok setinggi 1,29 m dan tebalnya 32,5 cm. untuk mencapai kolam di sediakan tangga turun sebanyak tiga anak tangga dari arah halaman dan lima anak tangga dari serambi timur.
Selain Terdapat kolam ada juga bangunan yang dinamakan Pawastren letaknya bersampingan dengan ruang utama. Pada dinding selatan terdapat pintu yang menghubungkan Pawastren dengan serambi pemakaman selatan. Lubang angin di dinding ini berbentuk segi tiga dan hanya sebagian terbuka karena tertutup atap makam selatan. Dinding barat Pawastren hanya terdapat lubang angin dengan bentuk kumpulan segi tiga dengan bunga di antaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar