Total Tayangan Halaman

Minggu, 07 Agustus 2011

Bom Atom Hiroshima 6 Agustus 1945 & Nagasaki 9 Agustus 1945

66 Tahun Tragedi Bom Atom

Si "Bocah Kecil" Penghancur Hiroshima

Fajar Nugraha
Minggu, 07 Agustus 2011 20:10 wib
Little Boy penghancur Hiroshima (Foto: Ist)
Little Boy penghancur Hiroshima (Foto: Ist)
JAKARTA - "Bocah Kecil" ini bukanlah bocah biasa. Dia mampu membuat Kota Hiroshima hancur lebur akibat kekuatan nuklirnya pada 6 Agustus 1945 silam. Bocah kecil yang dimaksud adalah bom atom "The Little Boy" yang diluncurkan oleh Militer Amerika Serikat (AS).

Little Boy sebenarnya sudah dipersiapkan pada 31 Juli 1945. Pada 2 Agustus, Hiroshima ditentukan sebagai target utama Militer AS ke Jepang. Penyerangan sendiri akhirnya dilakukan pada 6 Agustus 1945, disaat Jepang tetap bersikeras untuk tidak akan pernah menyerah ke tentara sekutu pada Perang Dunia II.

Bom atom ini dijatuhkan dari pesawat Boeing B-29 Superfortress yang diberi nama Enola Gay. Pesawat pengebom AS ini dipiloti oleh Letnan Kolonel Paul W Tibbets.

Dijatuhkan dari ketinggian sekira 31.000 kaki, bom atom ini meledak pada 8:15 pagi waktu Jepang pada 6 Agustus 1945. Bom itu meledak ketika mencapai ketinggian 550 meter.

Little Boy memiliki panjang tiga meter dan lebar 71 centi meter serta memiliki berat sekira 4000 kilogram. Ledakan dari bom ini setara dengan 15.000 ton bahan peledak berjenis TNT.

Bom yang mereferensikan mantan Presiden AS Frank D Roosevelt ini, mampu membuat kerusakan hingga sejauh jarak 13 kilometer per segi. Hampir 60 persen bangunan yang ada di Hiroshima dikabarkan hancur dalam ledakan.

Korban jiwa yang diakibatkan oleh ledakan bom ini awalnya diketahui mencapai 118.661 warga sipil, namun jumlah tersebut diralat menjadi sekira 140.000 dari populasi Hiroshima yang mencapai 350.000 jiwa.

Tiga hari kemudian yakni pada 9 Agustus 1945, AS kembali menjatuhkan bom atom yang diberi nama "Fat Man". Bom ini ukuran jauh lebih besar dari Little Boy. Fat Man sendiri direferensikan sebagai mantan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill.

Fat Man memiliki berat 4.050 kilogram dan dijatuhkan ke Kota Nagasaki. Tingkat kehancuran yang diakibatkan bom ini sangat besar. Sekira wilayah 6,7 kilometer daerah Nagasaki yang berbukit, dikabarkan hancur luluhlantak.

74.000 warga Nagasaki dikabarkan tewas akibat bom ini. Sementara korban selamat harus menghabisi masa hidup mereka karena mengidap penyakit mematikan karena radiasi yang diakibatkan oleh bom.

Dengan dua bom atom yang dijatuhkan ke Jepang. Tidak ada pilihan lain bagi Negeri Sakura itu untuk menyerah. Jepang akhirnya menyerah kepada pihak sekutu pada 14 Agustus 1945.
(faj)

66 Tahun Tragedi Bom Atom

Alasan Hiroshima dan Nagasaki Dibom Atom oleh AS

Fajar Nugraha
Minggu, 07 Agustus 2011 16:14 wib
Hiroshima usai di bom atom (Foto: Ist)
Hiroshima usai di bom atom (Foto: Ist)
JAKARTA - Sulit melupakan tragedi bom atom Hiroshima dan Nagasaki yang terjadi 66 tahun lalu. Tetapi, timbul pertanyaan mengapa kedua kota di Jepang ini yang menjadi target utama dari serangan bom atom yang dilesakan Amerika Serikat (AS) ini?

Derung mesin dua pesawat Boeing B-29 Superfoster milik militer AS, bertolak dari Pangkalan Militer AS di Filipina. Kedua pesawat ini segera menuju Hiroshima dan Nagasaki. Dua wilayah di Jepang ini akan segera dihantam bom atom yang mahadasyat.

Bom atom pertama menyerang Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945, sementara bom kedua menghancurkan Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Kedua bom ini segera menghentikan aktifitas kehidupan di kedua kota tersebut. Jepang pun bermuram atas serangan ini.

Mengapa Hiroshima dipilih sebagai target pertama dari serangan bom atom AS ini? Jelas sekali Hiroshima dipilih sebagai target pertama serangan berdasarkan pertimbangan matang militer AS kala itu.

Selama Perang Dunia kedua, Hiroshima jarang sekali diterjang oleh aksi pengeboman. Namun status kota tersebut sebagai markas militer Jepang, menjadikannya sasaran empuk dari para lawannya. Hiroshima juga dikenal sebagai kota pelabuhan yang besar di Jepang.

Alasan inilah yang membuat kota ini sebagai sasaran strategis bom atom buatan Amerika.

Sementara alasan Nagasaki sendiri sebenarnya bukan target utama dari AS. Kokura merupakan target potensial yang dipilih bersama Kyoto dan Niigata. Nagasaki dipilih sebagai pengganti Kyoto sebagai target potensial. Kyoto sendiri dipilih karena alasan religi yang mendukung pola militer Jepang.

Sementara target potensial ketiga Niigata, dicoret dari daftar karena jaraknya terlalu jauh dari Pangkalan Militer Filipina, tempat pesawat pengebom lepas landas menuju Jepang.

Namun pada akhirnya pilihan target jatuh pada Nagasaki, karena Militer AS juga mencoret Kokura dari daftar target mereka.

Nagasaki adalah kota yang industri perkapalannya bisa dikatakan maju. Namun kota ini bukanlah kota favorit untuk diserang karena sudah dibom sebanyak lima kali selama 12 bulan terakhir sebelum serangan bom atom melandanya.

Alhasil, hanya Hiroshima dan Nagasaki yang dihancurkan oleh bom atom AS. Sekira 140.000 warga tewas di Hiroshima dan 80.000 warga lainnya lenyap akibat bom atom yang melanda di Nagasaki.

Kini kenangan atas dua serangan bom mahadasyat tersebut masih terus diingat oleh warga Jepang. Warga tidak akan pernah lupa bagaimana bom ini meluluhlantakan kota mereka. Tentunya mereka juga terus ingat akan pendarahan, leukimia, katarak dan tumor yang muncul atas efek serangan bom nuklir beradiasi tinggi itu.
(faj)

66 Tahun Tragedi Bom Atom

Luka Hirosima & Nagasaki Tak Lekang Dimakan Waktu

Rani Hardjanti
Sabtu, 06 Agustus 2011 13:35 wib
Image :  Dailylife.com
Image : Dailylife.com
JAKARTA - Tanggal 6 Agustus ini, pada 66 tahun silam, terjadi serangan nuklir terparah di dunia, atau lebih dikenal tragedi bom atom Hirosima dan Nagasaki.

Kala itu, dua pesawat jenis boeing b-29 superfoster milik militer Amerika membawa bom atom yang disebut-sebut Little Boy. Kedua pesawat itu bertolak dari markas Amerika di Filipina, dan tepat pukul 09.00 bom mematikan itu dijatuhkan dari langit Hirosima. Seketika Hirosima luluhlantak. Bom atom ini membunuh sebanyak 140 ribu orang di Hiroshima.

Belum selesai menyelamatkan diri, warga Jepang kembali dihentakan oleh bom kedua, yang jatuh selang tiga hari kemudian atau tanggal 9 Agustus 1945. Kali ini senjata pemusnah massal itu dijatuhkan ke Nagasaki. Bom nuklir itu dinamakan Amerika sebagai Fat Man. Diberitakan, 80 ribu orang tewas.

Setelah dua bom atom itu meledak, mayoritas penduduk Hirosima dan Nagasaki tidak bisa bertahan hidup. Mereka terkena radiasi nuklir yang berujung pada kematian. Sebanyak 90 persen petugas medis tewas, diikuti dengan pengobatan yang tidak memadai.

Para hibakusha, sebutan mereka yang berusaha hidup, rata-rata mengalami pendarahan, leukimia, katarak dan tumor sebagai efek nuklir.

Tragedi pilu itu merupakan puncak dari Perang Dunia II. Serangan terparah selama peradaban dunia itu ditujukan kekaisaran Jepang oleh Amerika Serikat atas perintah Presiden Amerika Serikat Harry S Truman.

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tragedi ini selalu diperingati oleh warga Jepang. Tahun ini, diberitakan Washington Post, peringatan tersebut dilakukan dengan seremoni pelepasan ribuan burung merpati.

Perdana Menteri Naoto Kan meletakan karangan bunga di Hiroshima Peace Memorial Park. Dia mengatakan, Pemerintah Jepang berjanji tidak akan pernah membiarkan kejadian itu akan terulang kembali. "Karena penderitaannya terus dirasakan pada generasi anak cucu," ucapnya.
(rhs)

Bom Atom Hiroshima-Nagasaki Sempat Ditentang

Fajar Nugraha
Minggu, 07 Agustus 2011 18:43 wib
Asap dari bom atom yang dijatuhkan ke Hiroshima (Foto: Ist)
Asap dari bom atom yang dijatuhkan ke Hiroshima (Foto: Ist)
JAKARTA - Ketika Jepang menyatakan tidak akan menyerah ke tentara sekutu pada Perang Dunia II 1945 lalu, Pemerintah Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk memberikan pelajaran bagi mereka.

Saat itu Militer Jepang diketahui mengabaikan Deklarasi Potsdam yang diusung oleh pasukan sekutu. AS pun segera mengambil tindakan atas sikap keras Jepang ini.

Jenderal Leslie Richard Groves menyarankan penggunaan bom atom yang sebelumnya sudah ia uji coba di Meksiko. Uji coba yang disebut the Manhattan Project ini, berhasil meledakan bom atom yang kekuatannya setara dengan 20.000 bahan peledak jenis TNT.

Groves pun mengirim proposal penggunaan bom ini kepada Jenderal Carl Spaatz, yang saat itu menjabat sebagai Komandan Angkatan Udara AS di wilayah Pasifik.

Atas persetujuan Kepala Angkatan Darat George C. Marshall, Menteri Perang Henry L Stimson dan Presiden Harry Truman, perintah pengeboman atas Hiroshima dan Nagasaki pun dikabulkan.

Persetejuan ini membuat bom atom "Little Boy" meluncur menerjang Hiroshima pada 6 Agustus 1945. Tetapi ada kejadian menarik sebelum bom mematikan ini ditujukan ke Hiroshima.

Leo Szilard seorang peneliti Met Lab di Chicago, berusaha keras untuk menghentikan penggunaan bom ini. Ironisnya, Szilard sendiri memimpin penelitian bom atom pada 1939 silam. Szilard sembat mengumpulkan petisi agar Presiden Truman menghentikan bom atom diluncurkan ke Jepang.

Usaha Szilard berhasil mengumpulkan 88 tanda tangan, dirinya menyebarkan petisi tersebut di Chicago dan Oak Ridge, AS. Namun di Los Alamos, petisi itu dipatahkan oleh fisikawan J. Robert Oppenhiemer.

Saat Jenderal Groves mengetahui petisi tersebut, dirinya pun mencari tahu hasil survei yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Met Lab. Groves pun menyadari hanya 15 persen orang yang menginginkan bom atom tersebut digunakan untuk kepentingan militer.

Sementara 46 persen lainnya, menyetujui penggunaan bom atom itu terhadap Jepang, sebagai contoh aksi militer yang dapat mendesak Jepang untuk menyerah. Entah bagaimana, jumlah tersebut dimanipulasi menjadi 87 persen berdasarkan poling dilakukan oleh ilmuwan Met Lab.
(faj)

66 Tahun Tragedi Bom Atom

Kesaksian Akiko Atas Bom Hirosima Nagasaki

Rani Hardjanti
Sabtu, 06 Agustus 2011 16:54 wib
Image : darynduff.com
Image : darynduff.com
JAKARTA - Tak pernah terbayangkan di benak Akiko Takakura bahwa, pagi itu, 6 Agustus 1945, dia menjadi saksi tragedi Bom Hirosima Nagasaksi. Dia berdiri sangat dekat dari titik hypocenter ledakan bom atom mematikan itu.

Kala itu, Akiko berusia 20 tahun. Saat kejadian, sekira pukul 09.00 waktu setempat, dia tengah berada di Bank Hirosima. Akiko berdiri 300 meter dari titik ledakan bom atom. Akiko merupakan salah satu korban yang secara ajaib lolos dari maut, meskipun lebih dari 100 luka robek masih membekas dipunggungnya.

Dia sempat bercerita, banyak orang tewas seketika. Jasad mereka berserakan di jalan raya. Sejauh mata memandang, Akiko hanya melihat mayat terbakar, dan orang yang berdarah-darah.

Api secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh mereka dari jari mereka hingga ke sekujur tubuh. Terdapat suatu cairan abu-abu terang, menetes ke tangan mereka.

"Aku sangat terkejut mengetahui bahwa jari-jari dan tubuh bisa terbakar dan cacat seperti itu. Aku tidak bisa percaya. Itu mengerikan. Menyaksikan itu semua, lebih menyakitkan dari pada berpikir bagaimana rasanya jari-jari mereka terbakar. Tangan dan jari meleleh. Di antara mereka ada yang menggendong bayi," tutur dia.

"Mereka hanya, mereka hanya,... terbakar habis," ujarnya terbata-bata, seperti dikutip hiroshima-remembered.com, Sabtu (6/8/2011).

Akiko menceritakan, situasi pagi itu sangatlah panas. Pijaran api ada di mana-mana. Bahkan, dia kesulitan bernafas. Akiko menghirup udara panas.

"Mungkin karena api membakar semua oksigen, saya tidak tahu. Saya tidak bisa membuka mata saya karena banyak sekali asap. Bukan hanya saya tapi semua orang merasakan hal yang sama," ujarnya.

Selama beberapa tahun setelah tragedi itu, Akiko trauma dan menjadi phobia terhadap api. "Karena semua indra saya mengingatkan, betapa menakutkan dan mengerikan api itu," tegasnya.

(rhs)


Tidak ada komentar: