Total Tayangan Halaman

Rabu, 03 Agustus 2011

Medicine: Pengawetan Mayat

Senin, 25/10/2010 11:17 WIB

Siapa Mau Koleksi Mayat?

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

<p>Your browser does not support iframes.</p>


img
Mayat asli (dok: Telegraph)
Brandenburg, Pameran mayat dan organ tubuh manusia asli yang diawetkan sukses menarik pengunjung di sejumlah negara. Tak puas hanya memamerkan, Dr Death yang menggagas ide tersebut berniat menjual koleksinya di internet dalam waktu dekat.

Dr Death, pakar anatomi asal Jerman yang memiliki nama asli Gunther von Hagens akan memulai penjualan mayat dan organ tubuh pada 3 November 2010. Mayat utuh dihargai Rp 867,7 juta, torso tanpa kaki dan lengan Rp 704,4 juta dan kepala utuh Rp 273,8 juta.

Sayangnya tidak sembarang orang boleh membeli spesimen-spesimen asli yang diawetkan dengan teknologi polymer impregnation tersebut. Dr Death mengungkap hanya akan menjual koleksi kontroversialnya itu pada orang-orang dari kalangan dokter dan ilmuwan.

Meski segmen pembelinya dibatasi, sejumlah kalangan tetap menyerang ide gila ini dengan kritik pedas. Salah satunya siapa lagi kalau bukan kalangan religius yang diwakili seorang uskup agung di Jerman, Robert Zollitsch.

Dikutip dari Telegraph, Senin (26/10/2010), Zollitsch mengimbau pemerintah Jerman untuk melarang praktik jual beli organ tubuh manusia yang digagas Dr Death. Ia menganggap praktik semacam itu mendobrak tabu untuk selalu menghormati orang yang sudah meninggal.

Tidak terlalu mengherankan memang, jika Dr Death dijuluki pakar anatomi paling kontroversial sejagat. Pada tahun 2002, ia menghebohkan Inggris dengan menggelar otopsi publik untuk pertama kalinya di negara itu sejak 170 tahun terakhir.

Aksi gila kembali dilakukannya di Berlin akhir tahun lalu. Meski sudah biasa mengawetkan mayat dan membentuknya dalam pose-pose seperti orang hidup, kali ini ia membentuk 2 mayat dalam pose sedang bersetubuh dan menampilkannya dalam pameran berjudul Cycle of Life.

Mayat-mayat yang diawetkan umumnya adalah sukarela dari orang yang bersangkutan saat masih hidup. Orang-orang yang sukarela tubuhnya diawetkan itu karena dalam rangka memperluas pengetahuan ilmu anatomi tubuh.

(up/ir)

Tidak ada komentar: