Total Tayangan Halaman

Rabu, 13 Juli 2011

Konflik Libya

Libya, salah satu wilayah di Afrika Utara, sedang bergejolak. Gejolak Libya ini berkaitan dengan gejolak yang terjadi di Mesir. Bedanya presiden Mesir, Hosni Mubarak, mau mundur sedangkan presiden Libya, Moammar Khadafi, bertekad tidak akan menyerah terhadap pemberontak. Akhirnya terjadi perang saudara yang membuat Libya terpecah dua, pemerintah resmi di Barat beribukota di Tripoli, dan pemerintah oposisi/pemberontak di Timur beribukota di Benghazi. Pasukan oposisi yang awalnya kalah persenjataan akhirnya bisa lebih bernafas lega karena NATO mau membantu untuk membombardir markas pasukan Khadafi, pasukan Khadafi pun semakin terdesak dan pasukan oposisi semakin mendekat ke Tripoli. Tapi Khadafi tetap tidak mau menyerah, berkali-kali pasukannya membuat serangan balasan ke pasukan oposisi, meskipun tidak dapat merebut kota yang telah diduduki pasukan oposisi. Lalu berkembang berita mengenai pasukan oposisi yang menjarah penduduk kota yang telah didudukinya. Masyarakat Libya sudah sepantasnya bingung mana pemerintah yang lebih baik untuk didukung, antara Khadafi yang otoriter namun di masa dia memerintah, keadaan Libya stabil namun pembangunan lebih terpusat ke Tripoli dan terjadi KKN di antara kroni-kroni dan keluarga Khadafi (mirip situasi jaman Orde Baru dulu yang ekonomi Indonesia terpusat di Jakarta dan terjadi KKN di antara kroni-kroni dan keluarga Soeharto) atau pemerintah oposisi yang belum teruji apakah akan lebih baik dari masa Khadafi memerintah atau malah lebih buruk (seperti yang pernah terjadi di Kamboja masa pemerintahan Pol Pot yang mengkudeta Pangeran Shihanouk, rakyatnya malah semakin sengsara). Yah mungkin inilah yang disebut hidup adalah takdir, tidak tahu yang mana yang akan memerintah nanti, kita hanya bisa mengira-ira dan melihat perkembangan selanjutnya.

Tidak ada komentar: